1. Apa itu kanker serviks?
Kanker
serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang
terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di
bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim,
apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke
organ-organ lain di seluruh tubuh.
2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?
Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks
menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang
menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun
terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira
sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO,
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang
tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker
serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi
hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
3. Apa penyebab kanker serviks?
Kanker
serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini
memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak
berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang
menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV
tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel
abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau
pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
4. Bagaimana penularan kanker serviks?
Penularan
virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang
dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat
terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ
genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya,
penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu
berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular
melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.
5. Apa saja gejala kanker serviks?
Pada
tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati.
Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk
melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan
penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium
lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan
intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal,
perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan
drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan
menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta
pembesaran ginjal.
6. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks?
Masa
preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan)
penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil
mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk
mengatasinya. Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal
yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini
memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi
pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.
7. Benarkah perokok berisiko terjangkit kanker serviks?
Ada
banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok
dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute
di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun
2001. Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset
tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah
melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi
cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical
neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam
tubuh seseorang,” ujarnya.
8. Selain itu, siapa lagi yang berisiko terinfeksi kanker serviks?
Perempuan
yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara
35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia
16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan
risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan
perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun. Kanker
leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak
partner seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko
terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah partner seksual,
jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya
kanker leher rahim.Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan
memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk,
juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat,
rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan
berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah
terinfeksi.
9. Bagaimana cara mendeteksi kanker serviks?
Pap
smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher
rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan
untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan
menggunakan asam asetat (cuka) yang relatif lebih mudah dan lebih murah
dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik
pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang
dinamakan teknologi Hybrid Capture
10. Bisakah kanker serviks dicegah?
Meski
menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker
yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis
kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya
pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara tidak berhubungan intim
dengan pasangan yang berganti-ganti, rajin melakukan pap smear setiap
dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual, memelihara
kesehatan tubuh, dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah
melakukan kontak secara seksual.
11. Haruskah mengambil vaksinasi HPV untuk kanker serviks?
Pada
pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe
16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja
dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum
memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari penyakit kanker
serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman
HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin.Yang perlu ditekankan
adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan
berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin
diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi,
risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar
gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali
suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.
12. Apakah vaksinasi kanker serviks ini memiliki efek samping?
Vaksin
ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya
tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang
paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak
di tempat suntikan. Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah
berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak
dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima
vaksin ini.
13. Kalau sudah terinfeksi kanker serviks, bisakah disembuhkan?
Berhubung
tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya
datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3.
Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4
telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung
kemih, ginjal, dan lainnya. Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja
tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi,
penderita masih harus mendapatkan terapi tambahan, seperti radiasi dan
kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100%
penderita mengalami kesembuhan.
http://Kompas.com
langkah
sederhana mencegah kista/myom/kanker serviks: Stop penggunaan pembalut
pasaran yg tdk berkualitas. Tidak berkualitas krna dibuat dr bahan
kertas bekas/daur ulang yg dicampur pemutih, sehingga menghasilkan zat
dioksin yg bisa memicu timbulnya kista/myom/kanker serviks.
Gunakan
handuk kain saat haid lebih sehat, tp jika tak berkenan, gunakan AVAIL,
pembalut sehat yg berbahan 100% kapas & herbal.
more info Avail, produk dan manfaat, silakan inbox/ sms 085223831672 / pin 2973F156.
kunjungi juga FB https://www.facebook.com/rahma.candra.9 dan web http://bisnisonlineavail.com/index.php?id=rahmatika#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar